Infopaser.id

Demi Cegah Stunting, Pemkab Paser Siap Bagikan 5 Ribu Butir Telur

Program Sari Sate Bunting atau Satu Hari Satu Telur Buat Stunting untuk mengurangi angka stunting di Kabupaten Paser.sudah berjalan sejak Juli 2022, total sudah 5 ribu lebih butir telur disalurkan ke masyarakat melalui Puskesmas. 

Pemkab Paser Siap Bagikan 5 Ribu Butir Telur Demi Cegah Stunting

infopaser.id – Dinas Kesehatan Paser mencanangkan program Sari Sate Bunting atau Satu Hari Satu Telur Buat Stunting untuk mengurangi angka stunting di Kabupaten Paser.

Program ini sudah berjalan sejak Juli 2022, total sudah 5 ribu lebih butir telur disalurkan ke masyarakat melalui Puskesmas. 

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Paser Johansyah mengatakan pada 2023 ini program tersebut akan dilanjutkan kembali. Program itu juga akan masuk bidang penelitian dan pengembangan dari Bappedalitbang Paser. Jadi sementara belum banyak bisa dihimpun, masih dari internal Dinas Kesehatan. 

“Telur-telur tersebut selama 2022 dihimpun dari berbagai OPD oleh Dinas Kesehatan dan disalurkan melalui Puskesmas,” kata Johansyah, Rabu (8/3). 

Program ini dibuat adalah untuk mengurangi angka stunting pada bayi lima tahun (Balita) di Paser.

Baca Juga:

Berdasarkan data Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Paser, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) merilis angka stunting di Paser dengan angka 24,9 persen. Artinya angka ini naik dari 2021 yaitu 23,8 persen. 

Ada lima kabupaten/kota yang angka stunting mengalami peningkatan termasuk Kabupaten Paser. 

Provinsi Kaltim juga mengalami peningkatan untuk angka stunting. Dengan adanya peningkatan tersebut, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Paser akan merumuskan solusi dan mencari tahu penyebab terjadinya peningkatan angka stunting pada 2021-2022. 

Stunting memerlukan penanganan yang serius demi menjaga keberlangsungan generasi dan masa depan anak-anak. 

Stunting diketahui adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak, penyebabnya adalah rendahnya asupan gizi dan status kesehatan. 

Baca Juga:

Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan, stunting dan Kekurangan Gizi pada Balita sebagaimana disampaikan oleh World Bank akan berkontribusi pada berkurangnya 2-3 persen Produk Domestik Bruto setiap tahunnya 

Tugas berat yang harus disikapi dan ditindaklanjuti oleh Pemkab Paser adalah peningkatan pelayanan gizi dan kesehatan melalui akses masyarakat terhadap pangan bergizi. Pemerintah juga harus melakukan tindakan pencegahan bagi keluarga yang berisiko stunting. Dimulai dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-24 bulan. 

Langkah lainnya ialah meningkatkan kualitas standar lingkungan permukiman meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi. Ketiga titik berat tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak.

Iklan