Cerita Perjalanan Pembangunan Masjid Agung Nurul Falah Paser
Masjid Agung Nurul Falah Tana Paser merupakan salah satu masjid terbesar yang dibangun Pemerintah Kabupaten Paser pada tahun 1942 dengan nama Masjid Jami.
infopaser.com – Sebelum dinamakan Masjid Agung Nurul Falah di Kota Tana Paser, sebelumnya pada 1942 namanya ialah Masjid Jami.
Lalu pada 1980 direnovasi dari pondasi kayu menjadi beton. Dan pembangunan ketiga disempurnakan renovasi lagi pada 2004 yang pembangunannya selesai pada 2008.
Pembangunan awal masjid yang terletak di jalan KH. Ahmad Dahlan dan jalan R. Suprapto itu sekitar 1942, diberi nama Masjid Jami karena sekitar 1950 pernah ada pendidikan Islam Al Fallah, maka pada 1968 diadakan musyawarah para ulama pemerintah dan tokoh masyarakat, maka masjid Jami diubah nama menjadi Masjid Agung Nurul Falah.
Untuk desain terakhir pada 2004, konsultan ditunjuk merupakan warga Kabupaten Paser yaitu Ir. Saiful Bahri, dia mengungkapkan desain masjid mengikuti kaligrafi yang saat itu sedang banyak diikuti masjid besar di Indonesia.
Salah satunya Masjid Islamic Center di Kota Samarinda, Kaltim. Namun sebelumnya dia memiliki opsi lain, yaitu contoh model masjid di Aceh, dan satunya masjid di Bali.
“Namun akhirnya yang dipilih bupati dan pertimbangan banyak saran tokoh ialah model yang saat ini bertahan,” kata pria yang juga menjabat sebagai bidang pemeliharaan Badan Pengelola Masjid Agung Nurul Falah, Senin 8 Mei 2023.
Baca Juga:
- 10 Tahun Vakum, Porkab Paser Akan Kembali Digelar Tahun Ini
- Segini Jumlah Petugas KPU Paser untuk Pemilu 2024, Ada 8 Ribu Lebih Petugas Adhoc
- Kemenag Rilis Biaya Perjalanan Calon Jemaah Haji Paser Rp50,7 Juta
Saat itu bupati Paser yang menjabat dan memilih model desain saat ini ialah almarhum Yusriansyah Syarkawi pada 2004. Dan sempat menjabat kembali pada 2016-2021.
Wakil Sekretaris Badan Pengelola Masjid Agung Nurul Falah Burhan Afhani W mengatakan luas tanah awal sesuai sertifikat wakaf pada 23 Desember 1991 tercatat 4.060 meter persegi. Di awal pembangunannya, semasih bernama Masjid Jami, salah satu tokoh pendirinya ialah warga negara Jepang.
“Namanya Zet Zu Zuqu. Dia lah pendiri tiang ulin untuk fondasi masjid dan dia juga seorang mualaf,” kata Burhan.
Luas masjid berdasarkan data perencanaan ialah 2.250 meter persegi.