infopaser.id – Program Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Paser yang mengurangi jumlah tempat pembuangan sampah (TPS) khususnya di Kelurahan Tanah Grogot, dan diganti dengan pelayanan jemput sampah di lingkungan RT tampaknya tidak berjalan mulus.
Pengurangan TPS di pinggir jalan seharusnya berpindah ke Depo Sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle (TPS3R).
Tapi faktanya jumlah volume sampah semakin menumpuk di TPS. Kepala DLH Paser Achmad Safari mengatakan kesadaran masyarakat menyambut program jemput sampah di lingkungan masing-masing rumah belum tinggi.
“Kita terus berupaya agar TPS dikurangi dan sampah dijemput di depan rumah, agar pemilahan sampah lebih optimal,” kata Safari, Jum’at (2/2).
Hampir semua RT di Kelurahan Tanah Grogot sudah memiliki unit kendaraan roda tiga pengangkut sampah rumah tangga. Hanya beberapa RT yang belum dapat, mayoritas RT yang dekat dengan TPS.
Safari mengatakan pemerintah terus berupaya menambah TPS3R, Depo sampah, dan TPS terpadu dan mengurangi jumlah TPS.
Program ini bertujuan untuk pemilahan sampah yang lebih optimal. Kini baru ada satu TPS3R di Paser yaitu di Desa Tapis, sedangkan sisanya Depo sampah. Lokasinya di sebelah kuburan Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Tanah Grogot, Desa Tanah Periuk, Gang Balai Benih, dan Desa Jone.
Safari mengatakan jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Janju mencapai 150 ton per hari. Bahkan belakangan ada kenaikan 3 ton per hari. Paling banyak yaitu sampah jenis plastik.