Infopaser.id

Infopaser.id – Mitigasi bencana di Kabupaten Paser dinilai masih belum optimal. Hal ini terlihat dari empat kecamatan yang hampir setiap tahun terdampak banjir, yakni Long Kali, Long Ikis, Muara Komam, dan Tanah Grogot.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser, Ruslan, menyampaikan banjir terus terjadi lantaran pertumbuhan penduduk dan pesatnya pembangunan yang belum sejalan dengan penerapan prinsip mitigasi bencana. 

“Ketika ada investasi pembangunan atau pengelolaan lahan, semuanya harus mengacu pada tata ruang dan pengurangan risiko bencana,” tegas Ruslan, Selasa (22/4/2025).

Dia menambahkan Kabupaten Paser memiliki topografi yang terbagi menjadi dua wilayah. Bagian barat berupa dataran bergelombang dan pegunungan, sementara wilayah selatan lebih landai karena berbatasan dengan laut. 

“Ketinggian permukiman di Paser bervariasi dari 0 hingga 500 meter di atas permukaan laut, sehingga pasang surut air laut dan curah hujan tinggi dapat memicu banjir,” tambah Ruslan. 

Selain bertambahnya penduduk, menurut Ruslan, banjir juga disebabkan adanya perubahan tata fungsi lahan di hulu sungai. Dari sebelumnya hutan resapan air menjadi perkebunan. Kondisi ini semakin diperparah oleh sistem drainase yang belum optimal, sehingga tidak mampu mengalirkan air secara efektif saat curah hujan tinggi.

“Seperti saat membangun jalan, perlu dibarengi dengan sistem drainase yang cukup agar tidak ada genangan air yang menyebabkan banjir,” ungkap Ruslan. 

Dalam mengatasi masalah banjir diperlukan kolaborasi lintas sektor, baik dari pemerintah daerah hingga masyarakat. Langkah-langkah seperti normalisasi sungai, pembangunan saluran air serta edukasi ke masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan saluran air bisa menjadi solusi.  

Iklan