Infopaser.id

Infopaser.id – Keberadaan buaya di sejumlah sungai di Kabupaten Paser semakin meresahkan. Dalam beberapa bulan terakhir, kasus serangan buaya terhadap manusia kembali terjadi dan menimbulkan korban jiwa.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paser mencatat sepanjang 2025 total terdapat 4 korban akibat serangan buaya. Dua warga dilaporkan tewas akibat serangan buaya, sementara dua lainnya mengalami luka berat dan harus mendapat perawatan medis.

Meski jumlah serangan buaya pada 2025 tercatat lebih sedikit dibandingkan enam kasus di 2024 lalu, keberadaan hewan buas ini di setiap sungai Paser tetap menjadi ancaman serius bagi keselamatan warga.

Situasi tersebut turut berdampak pada aktivitas latihan para atlet dayung yang tergabung dalam Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Paser. Mereka yang sebelumnya rutin berlatih di Sungai Kandilo dan Sungai Seratai, kini terpaksa memindahkan lokasi latihan ke Danau Telaga Ungu dan Gentung Temiang.

Sekretaris PODSI Paser, M Hafidz Sahid, menjelaskan bahwa pemindahan lokasi ini dilakukan karena meningkatnya risiko serangan buaya di kedua sungai tersebut. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir, Sungai Kandilo dan Sungai Seratai menjadi lokasi serangan buaya terhadap warga yang berujung pada kematian dan luka parah.

“Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kini berpindah latihan di Danau Telaga Ungu. Semoga di sini bebas dari buaya,” kata Hafidz, Selasa (24/6/2025). 

Kepala BPBD Paser Ruslan, didampingi Petugas Rescue BPBD Paser, Marwan, membenarkan keberadaan buaya di sejumlah sungai di Paser makin banyak. Tidak hanya berdasarkan kasus serangan kepada manusia, namun juga berdasarkan pantauan petugas pada malam hari.

Khusus venue latihan atlet dayung yang kini berpindah ke Telaga Ungu, Marwan mengatakan bahwa danau itu sebenarnya juga belum bisa dikatakan aman. 

“Karena ada temuan buaya oleh masyarakat. Tapi semoga atlet kita tetap aman,” kata Marwan.  

Iklan