Infopaser.id

Serai Wangi, Potensi Baru Budidaya Tumbuhan Bernilai Ekonomis di Paser

Serai Wangi, Potensi Baru Budidaya Tumbuhan Bernilai Ekonomis di Paser

Setelah sukses mengembangkan budidaya madu Trigona kepada para kelompok tani hutan (KTH) di Paser. Kini UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHK) Kendilo di bawah Dinas Kehutanan Kaltim kembali mencoba mengembangkan rerumputan Serai Wangi. 

Tumbuhan ini belum ada petani lokal yang mengembangkannya. Berbeda dengan daun Serai biasa, Serai Wangi memiliki aroma yang khas. Di Bogor, Serai Wangi sudah menjadi komoditas ekspor. Karena dari hasil olahan yang menjadi minyak, banyak dibutuhkan pabrik untuk membuat berbagai macam produk. Seperti minyak telon, hand sanitizer, parfum dan lainnya.

Di Paser sendiri ada 10 KTH binaan di bawah KPHP Kendilo dari 10 desa. Mereka kembali diajak mengikuti pelatihan membuat olahan Serai Wangi agar bisa menghasilkan minyak.

“Ada potensi hingga 1.000 hektare lahan yang bisa kita tanami dengan pola agroforestry. Namun sementara bertahap kita coba 50 sampai 200 hektar dulu,” kata Kepala UPTD KPHP Kendilo Muhammad Hijrafie. 

Jika para KTH berhasil menghasilkan produk minyak dari Serai Wangi ini dalam jumlah besar, KPHP sudah siap memasarkannya ke eksportir. Sebagian minyak atsiri akan diolah menjadi produk turunan seperti sabun dan lainnya dengan melalui kerja sama para pihak seperti dengan Universitas Mulawarman Samarinda.

Keyakinan Hijrafie budidaya Serai Wangi ini berhasil, karena jarak panen sejak di tanam hanya enam bulan. Sedangkan panen selanjutnya hanya perlu menunggu tiga bulan. Selain itu KPHP akan mendukung peralatan untuk proses pembuatan minyak.

Konsultan budidaya Serai Wangi dari Bogor, yaitu Zainuddin yang memberikan materi pelatihan kepada KTH di Paser menyampaikan, proses belajar tanam budidaya Serai Wangi ini tidak terlalu sulit. Termasuk proses penyulingan (kukus) hingga menjadi minyak.

Setelah selesai panen, tinggal menyiapkan alat penyulingan, lalu yang terpenting ialah manajemen sumber daya manusianya. Karena harus cukup telaten dan teliti. Agar produk minyak yang dihasilkan berkualitas tinggi dan tidak tercampur bahan lain.

“Di Bogor sana para kelompok tani sudah bisa mengekspor hasil minyak Serai Wangi ini,” kata Zainuddin.

Masih di Saing Prupuk, juga telah dibangun Rumah Tungku Penyulingan untuk memproduksi Sereh Wangi menjadi produk Minyak Atsiri. Sehingga hasil dari panen KTH bisa langsung diproduksi.

“Berdasarkan hasil uji coba praktisi sebelumnya, hasil Minyak Atsiri dari Sereh Wangi di sini kualitasnya sangat baik dan bisa tinggi harganya di pasaran. 

Hijrafie mengatakan selain menyediakan fasilitas pengolahan, KPHP Kendilo juga menanam bibit buah-buahan seperti Jambu Kristal dan lainnya di sekitar lahan Sereh Wangi. 

Hal tersebut bertujuan agar kawasan hutan bisa bermanfaat bagi masyarakat, semisal berkembang jadi kawasan wisata agroforestry. Sehingga hasil hutan bukan kayu (HHBK) di Paser bisa memberikan manfaat kepada masyarakat setempat. 

Saat ini produk yang sudah menghasilkan oleh KTH di Paser selain Minyak Atsiri ialah Madu dan Propolis. Ditargetkan bakal ada Arang Kayu dan Cuka Kayu. Pangsa pasar penjualannya pun juga sudah disiapkan oleh KPHP.

Ketua KTH Aper Sejahtera Heri Sukmana menyampaikan ada 2 tungku penyulingan yang sudah siap produksi hasil panen Sereh Wangi. Yaitu dengan kapasitas 250 kg dan 500 kg. Mayoritas masyarakat merupakan buruh tani di kebun kelapa sawit PTP Nusantara, sejak adanya program Agroforestry oleh KPHP Kendilo, ada peluang baru usaha warga. 

“Setelah bekerja di kebun kelapa sawit pagi sampai siang hari, sorenya warga bisa mengelola lahan Sereh Wangi dan memproduksi Minyak Atsiri, madu dan propolis juga telah diproduksi,” kata Heri.

Kepala Dishut Kaltim Amrullah mengapresiasi hasil buah kinerja KPHP Kendilo yang telah berusaha keras memberikan dampak ekonomi langsung ke masyarakat sekitar hutan. 

“Di sini telah membuktikan bahwa perubahan dan impian itu bisa diwujudkan, yaitu KPHP Kendilo berhasil dalam pemberdayaan masyarakat melalui program Perhutanan Sosial,” kata Amrullah.

Amrullah berharap KPHP lainnya di Kaltim terinspirasi dengan kesuksesan KPHP Kendilo dalam pengelolaan hutan bersama masyarakat. 

Iklan