Infopaser.id – Kualitas udara di Kabupaten Paser masih tergolong sangat baik, meski banyak aktivitas pertambangan batu bara dan pengolahan kelapa sawit. Bisnis batubara dan kelapa sawit ternyata tidak berdampak buruk bagi kualitas udara di Bumi Daya Taka.
Menurut data dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur, Indeks Kualitas Udara (IKU) di Kabupaten Paser pada tahun 2023 berada di level 90,46 atau diartikan Sangat Baik.
Kepala Bidang Pengendalian, Pencemaran, dan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser, Ariza Galih Rakasiwi mengatakan bahwa setiap pabrik memiliki standar pengolahan yang tinggi, sehingga polusi udara dapat ditekan sekecil mungkin.
DLH Kabupaten Paser terus menerus memonitor aktivitas yang berdampak pada lingkungan, termasuk memberikan penilaian rutin per enam bulan, ujar Ariza, pada hari Selasa (30/7/24).
Sekarang ini, Kabupaten Paser masuk peringkat kelima dengan kualitas udara terbaik di Provinsi Kalimantan Timur dari 10 kabupaten dan kota. Sedangkan untuk tingkat nasional, berada di urutan 227 dari 514 kabupaten dan kota.
Sampai saat ini kualitas udara di Kabupaten Paser masih aman karena tidak sepadat kota besar lainnya di Indonesia. Apalagi jumlah kepadatan kendaraan bermotor tidak terlalu besar di Kabupaten Paser.
Menurut Ariza, dampak buruk udara yang sulit dikontrol justru dari asap rokok, karena masih banyak masyarakat yang merokok di tempat umum. Ditambah lagi, Kawasan Tanpa Rokok (KTR) juga belum berlaku di semua wilayah, hanya sejumlah fasilitas umum penting seperti rumah sakit.
Dan perlu diketahui, yang paling berbahaya itu adalah berada dalam satu ruangan ber-AC, namun ada yang merokok, pungkas Ariza.