KPPU Ungkap Adanya Penyimpangan Praktik Usaha di Paser
Infopaser.id – Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia (KPPU RI) Kantor Wilayah V memberikan perhatian khusus pada kegiatan usaha di Paser. Sebab dalam beberapa bulan pengamatan yang mereka lakukan di daerah tersebut ditemukan beberapa praktik yang dapat mengancam keberlangsungan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Salah satunya praktik bundling. Yakni menggabungkan produk beras premium dengan gula atau beli beras dapat gula. Akibatnya pedagang kecil bisa kesulitan dalam menjual gula. Selain itu juga terdapat ketidakseimbangan dalam kemitraan perkebunan plasma, yang menunjukkan adanya perbedaan antara kebun inti dan plasma.
Padahal dalam aturannya sudah jelas, setiap perusahaan wajib memiliki sedikitnya 20 persen kebun plasma dari total keseluruhan kebun produksi.
“Temuan ini masih menjadi pantauan, apakah bisa ditindak atau tidak, akan dilihat lebih lanjut,” ungkap Kepala KPPU RI Kanwil V, F.Y. Andriyanto, Jumat (23/08/2024).
Pihaknya berjanji akan menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah demi menciptakan lingkungan usaha yang lebih sehat dan adil. KPPU merencanakan pertemuan lanjutan guna membahas temuan-temuan tersebut dan merumuskan strategi perbaikan. Langkah ini diharapkan bisa membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan adil di Paser.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Paser, Adi Maulana, menyambut positif peran KPPU dalam proses ini. Dengan adanya dukungan KPPU, Pemerintah Kabupaten Paser berharap bisa mengatasi kendala dalam persaingan usaha yang ada dan memperbaiki ekosistem bisnis.
Apalagi pemerintah daerah tidak berwenang dalam menindak pelaku usaha yang nakal. KPPU, sebagai lembaga yang mempunyai kewenangan diharapkan dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memastikan praktik bisnis berjalan secara fair dan transparan.
“Iklim perekonomian di Kabupaten Paser saat ini cukup kondusif. Pemkab Paser yakin dengan adanya dukungan dari KPPU, kondisi ini akan semakin baik di masa depan,” pungkas Adi Maulana.
