infopaser.id – Museum Sadurengas merupakan bekas rumah kediaman salah seorang Sultan Paser (Aji Tenggara) pada tahun 1844 – 1873, bangunan ini termasuk rumah adat Paser. Kemudian bangunan ini dijadikan Istana Kesultanan oleh Sultan Ibrahim Khaliluddin pada abad ke-19.
Bangunan ini terbagi 2 bagian, yaitu bagian pertama yang merupakan tempat tinggal Aji Tenggara, dan bagian kedua yang dilakukan oleh Sultan Ibrahim Khaliluddin. Bangunan ini lah yang selanjutnya dijadikan Museum hingga sekarang.
Lokasi Museum ini ada di Kecamatan Paser Belengkong, jaraknya sekitar delapan kilometer dari kota Tana Paser. Hanya 10 menit perjalanan ke saja. Museum ini jadi lokasi wisata yang paling tinggi kunjungannya di Paser selain Pantai Pasir Mayang dan Gunung Boga yang viral dua tahun terakhir.
Sebagai salah satu peninggalan bersejarah yang berstatus cagar budaya sejak 1999 ini memiliki bentuk panggung. Dalam bahasa Paser disebut “Kuta Imam Duyu Kina Lenja” yang berarti “Rumah Kediaman Pemimpin yang Bertingkat”.
Memasuki ruangan pertama, pengunjung akan memasuki ruangan berukuran 15,4 x 13,89 m melewati dua daun pintu utama yang cukup besar dibalut dengan ukiran-ukiran khas.
Dalam ruangan pertama ini, tampak koleksi peninggalan-peninggalan Kesultanan Paser serasa memberikan sensasi kembali kembali ke masa lampau.
Berbagai benda-benda yang bisa ditemui diantaranya: Al Quran tua bertulis tangan, tempayan guci kuno peninggalan Dinasti Yuan, perlengkapan sholat dan alat-alat rumah tangga seperti tempat sirih, sudu tinjau, geta bungau, sempowa dan pelita.
Di kompleks bangunan Museum Sadurengas terdapat beberapa lokasi museum yang dijadikan sebagai tempat penguburan raja-raja Kesultanan Sadurengas. Di sekitar makam tersebut terdapat sebuah batu besar yang dikenal masyarakat setempat dengan sebutan “batu kilan” sebagai batu penentu nasib.
Dengan banyaknya koleksi di Museum Sadurengas, museum ini sangat cocok dijadikan sebagai tempat wisata pendidikan bagi para generasi muda. Koleksi Museum Sadurengas yang berharga perlu dilestarikan oleh generasi muda agar budaya dan sejarah peradaban Pulau Kalimantan khususnya peradaban Kerajaan Sadurengas tidak hilang ditelan zaman.
Baca Juga:
- Melihat Timeline Sejarah Kabupaten Paser dari Sebelum Masehi (SM)
- Melas Taon, Tradisi Adat Paser untuk Cegah Bencana dan Hal Negatif
Dari museum ini, wisatawan dapat memahami sejarah tentang peradaban Kesultanan Sadurengas termasuk sejarah benda-benda kuno yang ditinggalkan, namun perlu diketahui bahwa objek wisatawan Museum Sadurengas harus dikenal dan dipahami masyarakat setempat.
Seperti warga lokal, pelajar, dan mahasiswa sehingga Museum Sadurengas dapat dikenalkan lebih luas ke seluruh masyarakat Indonesia.
Sarana yang terdapat di Museum Sadurengas antara lain ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang koleksi benda-benda kuno peninggalan Kerajaan Paser dan makam raja Kesultanan Sadurengas. Selain itu juga terdapat spot untuk wisatawan yang gemar swafoto atau photografi.
Selain bangunan Museum Sadurengas bagi para pengunjung muslim dapat berwisata langsung ke Masjid Tua Nurul Ibadah yang berlokasi bersebelahan dengan bangunan Museum Sadurengas.
Kabid Kebudayaan Disdikbud Paser Surfiani mengatakan dari pemerintah pusat, Museum ini mulai diperhatikan dan rutin diberikan anggaran agar bisa menggelar rutin kegiatan.
Baca Juga:
- Mengenal Suku Dayak Paser, Kalimantan Timur
- 3 Kerajaan Islam Besar di Kalimantan, Ada Kerajaan Paser!
Pada 2022 adalah kali kelima berturut-turut tiap tahunnya dapat anggaran. Anggaran tersebut untuk kegiatan non-fisik. Pihaknya telah menggelar kegiatan itu tiap tahun untuk meramaikan Museum. Seperti Gebyar Kebudayaan Museum.
“Pada 2022 ini saja hanya Museum Sadurengas dan Museum Provinsi Kaltim yang dapat DAK di Kaltim,” kata Surfiani
Dia menjelaskan dana Rp 700 juta pada 2022 in dipergunakan untuk kegiatan publik non-fisik. Ada kajian, pemeliharaan, dan kegiatan seperti acara gebyar atau publik. Selain menonjolkan Museum, banyak juga digelar permainan tradisional. Mainan ini akan diusulkan oleh Disdikbud Paser sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke kementerian. Ada 6 benda yang akan diusulkan.
Kepala Disporapar Muksin mengatakan ada 6 objek spot wisata favorit warga yang dipantau Disporapar. Dia bersyukur semakin banyak pelaku usaha yang membuka bisnis di bidang ini, karena potensi dan pangsa pasarnya masih sangat besar di Paser.
Berdasarkan data Disporapar Kabupaten Paser, jumlah kunjungan wisatawan sejak 3 sampai 8 Mei 2022 :
1. Pantai Pasir Mayang 3.768.
2. Museum Sadurengas 2.128.
3. Gunung Boga 1.967.
4. Kampung Warna Warni 1.463.
5. Arema Paser Resort 1.367
6. Tahura Lati Petangis 879.
Jumlah 11.572 Wisatawan.